Entitas Pelayanan Bedasarkan Efesus 4:4-5




4Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Ciri khas dari orang kristen adalah pelayanan yang diharuskan untuk menjadi gaya hidup sehari-hari. Pelayanan menjadi keharusan untuk dilakukan oleh orang kristen supaya orang kristen dapat menjadi garam dan terang dunia, surat-surat Kristus yang terbuka, dan telebih-lebih selalu memuliakan nama-Nya dalam setiap perjalanan hidupnya. Pelayanan yang telah menjadi keharusan untuk nyata dalam kehidupan orang kristen menjadi sebuah pertanyaan besar dari pada setiap orang kristen yang rindu untuk mewujudnyatakan pelayanan dalam hidupnya seperti yang Tuhan mau untuk dilakukannya.

            Surat Filipi 4:4-5, adalah salah satu surat yang memberikan jawaban kepada setiap orang Kristen dalam hal bagaimana mewujudnyatakan pelayanan seperti yang Tuhan mau? Surat ini ditulis oleh Paulus diwaktu ia masih dalam penjara untuk jemaat Filipi yang ia rintis oleh teman-teman sekerjanya. Paulus merasa bahwa ia harus memberikan nasehat kepada jemaat Filipi dalam melakukan pelayanan pada kehidupan sehari-hari. Jemaat Filipi yang pada waktu itu berada dalam situasi yang baik, tali persaudaraan antara jemaat sudah nyata, dan menikmati sukacita kehidupan, merasa nyaman atas semua yang terjadi dalam persekutuannya.

            Paulus, sang perintis jemaat Filipi melihat bahwa sesungguhnya pelayanan yang dilakukan oleh jemaat Filipi belum mencapai maksimal dari standard yang telah Tuhan tentukan sehingga Paulus dengan kewibawaannya sebagai Rasul, menasehati jemaat Filipi untuk mewujudnyatakan entitas pelayanan yang sesungguhnya dimana pelayanan diwujudnyatakan berdasarkan stardardnya Tuhan.

            Dalam Filipi 4:4-5, terdapat tiga bagian yang menurut Paulus harus nyata dalam pelayanan jemaat di Filipi, yakni: Sukacita, kebaikan hati, dan berjaga-jaga. Jemaat Filipi adalah jemaat yang mengalami sukacita dalam pelayanan sehari-hari yang dikerjakan bersama-sama dalam persekutuannya. Namun Paulus menggugah jemaat Filipi untuk meningkatkan standard sukacita yang ada pada pelayanannya supaya jemaat Filipi tidak hanya bersukacita karena faktor situasional saja, namun mereka harus bersukacita karena hidup di dalam Tuhan. Paulus memberikan tekanan pada kata sukacita dengan mengulangi kata tersebut sampai dua kali. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sukacita yang harus dinyatakan pada setiap kehidupan jemaat di Filipi. Kata sukacita, dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Yunani memakai kata Cai,rete “Chairete”. Kata Cai,rete “Chairete” menunjukkan orang kedua, jamak. Disini sang pembaca surat diberikan sebuah pencerahan dimana seseorang memberikan nasehat kepada sekelompok orang. Orang yang memberikan sebuah nasehat adalah orang yang bisa memberikan contoh seperti apa bentuk dari nasehat itu. Paulus yang berada dalam penjara memberikan contoh dirinya sebagai orang yang bersukacita di dalam Tuhan kepada jemaat Filipi. Paulus yang berada dalam penjara tidak seperti jemaat Filipi yang berada dalam kenyamanan dimana jauh dari tekanan penyiksaan dan hal-hal yang mengakibatkan perpecahan jemaat. Jemaat Filipi yang mengalami sukacita diimbau oleh Paulus untuk bersukacita dalam Tuhan, yakni susah atau senang, disiksa atau dicinta tetap senantiasa bersukacita, dengan memberikan contoh nyata kehidupnya sendiri dimana ia sedang berada dalam penjara namun tetap bersukacita. 

            Selanjutnya Paulus pun mengimbau jemaat Filipi untuk tidak berhenti pada sukacita saja namun jemaat harus memiliki kebaikan hati juga. Kata kebaikan hati dalam bahasa Yunaninya memakai kata evpieike.j “epieikes”. evpieike.j “epieikes” menunjukkan sikap seseorang yang tulus mengdengarkan curhatan sesamanya dan mengampuni segala kesalahan sesamanya. Jemaat Filipi yang memiliki keharmonisan dalam persekutuan diminta untuk mempertahankan keharmonisan itu dengan rela menjadi tempat curhatan sesamanya namun Paulus tidak mau jemaat Filipi berhenti sampai kepada mendengarkan curhatan saja tetapi ia mau jemaat Filipi dapat mengampuni setiap orang yang telah melakukan kesalahan kepadanya sehingga jemaat menjadi sempurna karena tindakan sukarela dalam mendengar diiringi oleh tindakan pengampunan yang dijalankan dalam kehidupan sehari-harinya.
 
Setelah bersukacita dan kebaikan hati, Paulus juga mengimbau jemaat Filipi untuk berjaga-jaga. Hal ini sangat terlihat jelas dimana terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari mengatakan “sebab tidak lama lagi Tuhan Akan datang” dan ayat ini sama artinya dengan kata maranata (Bahasa Aram) yang terdapat pada 1 Korintus 16:22. Peringatan yang diberikan Paulus kepada jemaat Filipi ini menjadi sebuah dasar yang kokoh dalam menjalani kehidupan sehari-hari dimana jemaat harus menjaga sukacita dan kebaikan hati dalam kehidupannya sampai Tuhan menjempunya. Dengan demikian kehidupan jemaat selalu menjadi berkat bagi sesamanya. Soli Deo Gloria. 



Follow Junio Richson Sirait!
Facebook  : https://www.facebook.com/junio.sirait 
YouTube   : https://www.youtube.com/c/JunioRichsonSirait 
Instagram  : https://www.instagram.com/juniorichsonsirait/


Komentar